Kota Jakarta berada di Provinsi Dki Jakarta memiliki tempat yang menarik untuk dikunjungi yaitu Taman Suropati, Monas, Kota Tua Jakarta, Taman Cattelya, Setu Babakan, Taman Sepeda Banjir Kanal Timur. Menu makanan/minuman seperti Asinan Betawi, Soto Betawi, Gabus pucung, Sayur babanci, Sayur godog, Sayur besan (Telubuk sayur pemersatu), Ayam sampyok, Sambelan lengkio, Soto tangkar, Soto mie, Pecak Ikan Gabus, Pecak tembang, Bandeng pesmol, Nasi kebuli, Nasi uduk, Nasi ulam, Gado-gado, Ketoprak, Semur Jengkol, Laksa Betawi, Pindang Bandeng banyak ditemukan di Kota Jakarta.

Khasanah Keislaman Harian

Untuk melengkapi memperkaya khasanah keislaman penting juga untuk mengetahui atau mengingat lagi pengetahuan dasar dalam Islam. Berikut ini adalah khasanah keislaman yang dihimpun Tirto.id.

Bagaimana hukum orang yang pergi jarak jauh, namun berangkatnya dari rumah setelah subuh? Apakah boleh tidak berpuasa?

Orang puasa yang bepergian mendapatkan rukhshah (dispensasi) untuk tidak berpuasa apabila memenuhi dua kriteria.

Pertama, jaraknya jauh sebagaimana di sebutkan di atas.

Kedua, ia sudah meninggalkan rumah minimal sebelum subuh.

Hal ini penting diperhatikan supaya orang yang berpuasa tersebut tidak menyandang dua status sekaligus, yakni sebagai orang yang ada di rumah dan bepergian dalam sehari.

Apabila seseorang yang menyandang status sebagai mukim di rumah lalu di antara subuh sampai magrib baru pergi di tengah-tengahnya, maka statusnya sebagai musafir tidak penuh. Ada percampuran antara rumah dan pergi. Jika demikian, statusnya yang dimenangkan adalah di rumah. Ini berdampak ia tidak boleh membatalkan puasa walaupun perginya sangat jauh di hari itu juga.

Misal, ada orang di Brebes pergi dari rumah menuju Trenggalek naik pesawat. Apabila sudah masuk waktu subuh atau siang-siang ia masih di rumah, kemudian pergi meninggalkan rumah, maka ia tidak boleh meninggalkan puasa.

Penulis: Ahmad Mundzir

Sumber: NU Online http://www.nu.or.id/post/read/105935/pergi-jauh-setelah-subuh-bolehkah-tak-berpuasa-ramadhan